Yuk Tinggalkan Mencontek

Jumat, 11 Desember 2009

Ujian kadang menjadi momok bagi sebagian siswa. Baik ujian tengah semester, ujian semester maupun ujian akhir nasional. Padahal kalau kita sadar hal yang membuat kita takut adalah ketidaksiapan kita dalam mengerjakannya, dan kita mau memperbaikinya tentunlah kita tidak akan dilanda ketakutan.
Rasa katakutan yang bermula dari ketidaksiapan dalam menghadapinya kadang diapresiasikan siswa dengan aktifitas mencontek. Ya, mencontek dan membuat contekan sepertinya sudah menjadi hal yang lazim bagi pelajar sekarang. Siswa seakan-akan tidak takut lagi untuk mencontek. Ketahuan mencontek bahkan terkadang tidak membuat mereka jera. Bahkan ada yang mengatasnamakan rasa kepedulian terhadap teman dari aktifitas ini.
Yuk sekarang mulai reformasi diri kita. Jangan kita biasakan lagi mencontek. Sungguh kalau kita tahu efek ke depannya sangatlah merugikan. Ya sebut saja, kita sudah belajar berbohong dari aktifitas ini, kita jadi malas belajar. Padahal Alloh telah menganugerahkan otak yang luar biasa pada manusia. Cuma kitanya saja yang malas untuk mengasahnya. Selain efek di atas tentunya masih ada efek negatif lainnya dari aktifitas mencontek ini.
Kalau ada anak yang pintar tentunya karena ia mau usaha dan belajar. Kalau ada anak yang bodoh biasanya itu karena kemalasan diri mereka sendiri. Coba kalau yang dianggap bodoh mau berusaha jujur dan belajar lebih keras lagi. Saya yakin bisa. Karena otak seperti pisau, semakin diasah akan semakin tajam. Jika tidak diasah apalagi dipakai, tentunya akan menjadi tumpul.
Nah, sekarang mulailah kita berniat untuk meninggalkan kegiatan mencontek itu. Ada pesan bagus dari seorang mantan kepala sekolahku dulu, "Kalian boleh mencontek, asal Alloh tidak melihat kalian mencontek". Tuh kan, bisa ga?